Jenis-jenis Penyakit Pada Ternak Sapi
Potong serta Gejalanya
1.
Penyakit antraks
Penyebab:
Bacillus anthracis yang menular melalui kontak langsung, makanan/minuman atau
pernafasan.
Gejala:
-
demam tinggi, badan lemah dan gemetar;
-
gangguan pernafasan;
-
pembengkakan pada kelenjar dada, leher, alat kelamin
dan badan penuh bisul;
-
kadang-kadang darah berwarna merah hitam yang keluar
melalui hidung, telinga, mulut, anus dan vagina;
-
kotoran ternak cair dan sering bercampur darah; (6)
limpa bengkak dan berwarna kehitaman.
Pengendalian:
vaksinasi, pengobatan antibiotika, mengisolasi sapi yang terinfeksi serta
mengubur/membakar sapi yang mati.
2.
Penyakit mulut dan kuku (PMK) atau
penyakit Apthae epizootica (AE)
Penyebab:
virus ini menular melalui kontak langsung melalui air kencing, air susu, air
liur dan benda lain yang tercemar kuman AE.
Gejala:
-
rongga mulut, lidah, dan telapak kaki atau tracak
melepuh serta terdapat tonjolan bulat berisi cairan yang bening;
-
demam atau panas, suhu badan menurun drastis;
-
nafsu makan menurun bahkan tidak mau makan sama
sekali;
-
air liur keluar berlebihan.
Pengendalian:
vaksinasi dan sapi yang sakit diasingkan dan diobati secara terpisah.
3.
Penyakit ngorok/mendekur atau
penyakit Septichaema epizootica (SE)
Penyebab:
bakteri Pasturella multocida. Penularannya melalui makanan dan minuman yang
tercemar bakteri.
Gejala:
-
kulit kepala dan selaput lendir lidah membengkak,
berwarna merah dan kebiruan;
-
leher, anus, dan vulva membengkak;
-
paru-paru meradang, selaput lendir usus dan perut
masam dan berwarna merah tua;
-
demam dan sulit bernafas sehingga mirip orang yang
ngorok. Dalam keadaan sangat parah, sapi akan mati dalam waktu antara 12-36
jam.
Pengendalian:
vaksinasi anti SE dan diberi antibiotika atau sulfa.
4.
Penyakit radang kuku atau kuku busuk (foot
rot)
Penyakit ini
menyerang sapi yang dipelihara dalam kandang yang basah dan kotor.
Gejala:
-
mula-mula sekitar celah kuku bengkak dan mengeluarkan
cairan putih keruh;
-
kulit kuku mengelupas;
-
tumbuh benjolan yang menimbulkan rasa sakit;
-
sapi pincang dan akhirnya bisa lumpuh.
5. Kembung (Bloat)
Penyebab:
Disebabkan karena akumulasi gas yang berlebihan di dalam rumen.
Gas tersebut berasal dari fermentasi mikrobia rumen terhadap pakan yang masuk.
Gas ini merupakan hasil samping dari fermentasi pakan kasar (hijauan) dengan
hasil utama berupa asam asetat. Sebagian besar gas tersebut yaitu berupa CO2
dan CH4 (metan). Gas-gas ini apabila tidak sempat dikeluarkan
dari tubuh melalui anus maupun sendawa dapat terakumulasi di dalam rumen.
Biasanya bloat ringan dapat sembuh dengan sendirinya. Namun bila kejadian
berlanjut dan tidak ditangani dengan baik, akumulasi gas ini akan membentuk
busa/buih yang akan membuat sapi semakin sulit untuk mengeluarkannya. Bila
pengobatan terlambat penyakit ini dapat menyebabkan kematian ternak.
Makanan merupakan faktor terbesar pemicu bloat. Rumput yang
dipotong pada pagi hari yang masih banyak mengandung embun sebaiknya dilayukan
terlebih dahulu. Jenis leguminosae (kacang-kacangan) tertentu yang mengandung
protein tinggi diduga dapat memicu penyakit ini bila diberikan dalam jumlah
banyak. Ternak sebaiknya jangan digembalakan sebelum matahari terbit karena
rumput masih berembun.
Pengendalian:
Bila kondisi ternak sudah parah (tidak mampu berdiri) sementara
dokter hewan belum datang, kita dapat melepaskan tekanan gas dengan cara paksa,
yaitu dengan melubangi dinding perut sapi (bagian rumen atas). Alat yang
digunakan yaitu trokar (semacam penusuk). Bila trokar tidak tersedia dapat
memakai alat lain yang tajam seperti jarum besar atau paku. Setelah ditusukkan
paku jangan langsung dicabut namun diputar miring sehingga gas bisa keluar.
Namun tindakan ini sebaiknya dipandang sebagai langkah terakhir Karena bila
terjadi kesalahan dapat merobek rumen. Apabila ini terjadi maka dokter hewan
harus melakukan jahitan dan memberikan antibiotic untuk menghindari infeksi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar